Saat balapan di China, Vettel menyebut laju Kvyat seperti torpedo saat melewati tikungan pertama. Hal tersebut membuat Vettel terkejut dan menabrak rekan setimnya, Kimi Raikkonen. Untungnya, Vettel bisa melanjutkan balapan dan finis di posisi kedua
Di Rusia, Kvyat kembali menabrak Vettel, bahkan hingga dua kali. Kali ini, tabrakan Kvyat membuat mobil Ferrari yang dikendarai Vettel menabrak pembatas dan tidak bisa melanjutkan balapan.
"Bila saya jadi Vettel, pasti saya akan membunuhnya. Itu sungguh mengerikan. Kvyat tidak bisa mengemudi dengan banyak kekonyolan di setiap sudut lintasan," kata Lauda, dikutip dari F1 Technical.
Bukan karena Vettel pembalap tim besar seperti Ferrari yang membuat Lauda ingin membunuh Kvyat. Pria berusia 67 tahun tersebut meradang dengan gaya membalap Kvyat yang bisa membahayakan orang lain. "Vettel sudah melakukan start dengan baik, Kvyat menabraknya dari belakang. Itu sangat menjengkelkan," ucapnya.
Kvyat memang mendapat hukuman usai menabrak Vettel di Sirkuit Sochi, Rusia, pekan lalu, yakni berhenti 10 detik di pit stop. Namun, bagi Lauda hal itu belum cukup untuk mengganjar perbuatan Kvyat.
"Dia menabrak Vettel hingga dua kali (di Rusia). Anda mungkin bisa menerima kalau itu terjadi sekali, tapi jika sudah dua kali sulit. Dia memang sudah dihukum, tapi tidak bisa diterima," ujar Lauda.
Kvyat sendiri sudah mendapat hukuman berat dari timnya, Red Bull Racing. Dia diturunkan ke tim B Red Bull Racing, yakni Scuderia Red Bull Toro Rosso. Posisi Kvayt digantikan oleh Max Verstappen.
0 komentar:
Posting Komentar